Rabu, 17 September 2008

IDENTIFIKASI ABK

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF

Pengertian Anak dengan kebutuhan khusus

Anak dengan kebutuhan khusus adalah semua anak yang mempunyai hambatan dalam belajar dan perkembangan. Hambatan belajar dan perkembangan ini ada yang bersifat permanen, ada yang bersifat temporer, dan kombinasi dari keduanya. Hambatan belajar dan perkembangan yang permanen diantaranya adalah: anak penyandang cacat sensoris, yaitu hambatan penglihatan dan hambatan pendengaran; anak yang mempunyai hambatan fungsi intelektual; anak dengan hambatan gerak; anak dengan hambatan komunikasi; dan anak dengan hambatan emosi dan perilaku. Anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa atau anak berbakat termasuk dalam kategori berkebutuhan khusus permanen.

Sedangkan hambatan belajar dan perkembangan yang sifatnya temporer diantaranya adalah anak dari keluarga miskin, anak jalanan, anak dari etnis minoritas, anak dengan bahasa ibu yang berbeda dengan bahasa yang digunakan di sekolah, anak korban bencana alam, dan anak di daerah konflik.

Dengan demikian, ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi khusus untuk keperluan sesi ini, yang dibahas adalah kelompok anak dengan hambatan belajar dan perkembangan yang sifatnya permanen. Secara tehnis, anak-anak ini dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Secara singkat masing-masing jenis kelainan dijelaskan dalam KLIP di halaman berikut.

Alat ini sifatnya masih sederhana, baru sebatas melihat gejala-gejala yang nampak. Untuk mendiagnosis secara lebih akurat, dibutuhkan tenaga profesional yang berwenang untuk itu, seperti dokter, psikolog, orthopedagog, dan sebagainya.

Bila sekolah tidak tersedia tenaga profesional dimaksud, dengan alat identifikasi ini, asal dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati, sudah cukup untuk menetapkan seseorang berindikasi memerlukan layanan pendidikan khusus atau tidak.

CATATAN:

Para pelaksana pendidikan di lapangan (guru, pengawas, fasilitator, kepala kantor unit pelaksana teknis dinas pendidikan di kecamatan, dinas pendidikan kabupaten/kota) disarankan untuk lebih memfokuskan pada jenis kekhususan yang banyak terdapat di dalam kelas reguler, seperti anak berbakat (memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa) dan anak yang mengalami hambatan membaca, menulis dan berhitung (matematika).

KLIP Deskripsi Anak Berkebutuhan Khusus dan Karakteristiknya

1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan

Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Tidak mampu melihat

Karakteristik:

-Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter

-Kerusakan nyata pada kedua bola mata,

-Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,

-Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,

-Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,

-Peradangan hebat pada kedua bola mata,

-Mata bergoyang terus.

Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.



2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran

Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Karakteristik:

-Tidak mampu mendengar,

-Terlambat perkembangan bahasa

-Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi

-Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara

-Ucapan kata tidak jelas

-Kualitas suara aneh/monoton,

-Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar

-Banyak perhatian terhadap getaran,

-Keluar cairan ‘nanah’ dari telinga

Nilai Standar : 6 (di luar a), maksudnya jika a terpenuhi, maka berikutnya tidak perlu dihitung


3. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan

Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Karakteristik:

-Anggauta gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,

-Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),

-Terdapat bagian anggauta gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,

-Terdapat cacat pada alat gerak,

-Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,

-Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan sikap tubuh tidak normal.

Nilai Standar : 4


4. Berbakat/memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

Anak berbakat adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi), kreativitas, dan tanggungjawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Membaca pada usia lebih muda,

Karakteristik:

-Membaca lebih cepat dan lebih banyak,

-Memiliki perbendaharaan kata yang luas,

-Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,

-Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa,

-Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri,

-Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal,

-Memberi jawaban-jawaban yang baik,

-Dapat memberikan banyak gagasan

-Luwes dalam berpikir

-Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,

-Mempunyai pengamatan yang tajam,

-Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati,

-Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,

-Senang mencoba hal-hal baru,

-Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi,

-Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah,

-Cepat menangkap hubungan sebab-akibat,

-Berperilaku terarah pada tujuan,

-Mempunyai daya imajinasi yang kuat,

-Mempunyai banyak kegemaran (hobi),

-Mempunyai daya ingat yang kuat,

-Tidak cepat puas dengan prestasinya,

-Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),

-Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

Nilai Standar : 18


5. Tunagrahita

Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/ besar,

Karakteristik:

-Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,

-Perkembangan bicara/bahasa terlambat

-Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),

-Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),

e. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

Nilai Standar : 6


6. Lamban belajar (slow learner) :

Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Karakteristik:

*Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6),

*Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya,

*Daya tangkap terhadap pelajaran lambat,

*Pernah tidak naik kelas.

Nilai Standar : 4


7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik

Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena faktor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang signifikan (berarti).


Karakteristik:

a. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

*Perkembangan kemampuan membaca terlambat,

*Kemampuan memahami isi bacaan rendah,

*Kalau membaca sering banyak kesalahan

Nilai standarnya 3


b. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)

*Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai,

*Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,

*Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,

*Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,

*Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

Nilai standarnya 4.


c. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)

*Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =

*Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,

*Sering salah membilang dengan urut,

*Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya,

*Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

Nilai standarnya 4.

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi;

Anak yang mengalami gangguan komunikasi adalah anak yang mengalami kelainan suara, artikulasi (pengucapan), atau kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadi penyimpangan bentuk bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak yang mengalami gangguan komunikasi ini tidak selalu disebabkan karena faktor ketunarunguan.

Kriteria:

*Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain,

*Tidak lancar dalam berbicaraa/mengemukakan ide,

*Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,

*Kalau berbicara sering gagap/gugup,

*Suaranya parau/aneh,

*Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu/celat/cadel,

*Organ bicaranya tidak normal/sumbing.

Nilai standarnya 5.


9. Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.

Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.

Kriteria:

* Bersikap membangkang,

*Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah

*Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu

*Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.

Nilai standarnya 4

.

10. Lemah Perhatian dan Hiperaktif

Merupakan hambatan yang terkait dengan lemahnya perhatian dan aktivitas motorik yang berlebihan dan kurang bertujuan.

Kriteria:

*Selalu gelisah

*Perhatian mudah beralih

*Tidak mendengarkan/memperhatikan bila diajak bicara

* Sering kehilangan benda-benda penting yang dibawa

*Suka berlari-lari, memanjat, mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas

*Tidak betah untuk duduk tenang

*Sulit menunggu giliran

*Sering mengganggu teman

Nilai Standarnya 5

(Dikutip dari Pendidikan Inklusif dalam setting MBS)

Tidak ada komentar: